Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL
No Result
View All Result
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL
No Result
View All Result
Home RESENSI FILM

Menilik Kondisi Psikis Anak dalam Perang Melalui Film Ayla: The Daughter Of War

by Kontributor
24 Juli 2021
5 min read
Menilik Kondisi Psikis Anak dalam Perang Melalui Film Ayla: The Daughter Of War

Sebuah film bertema pertempuran biasanya lekat dengan aksi tembakan dan ledakan antar aktor, sehingga sangat umum film bertema perang akan berkategori action. Setiap adegan dalam film mengajak penonton merasakan adrenalin keberanian tokoh utamanya. Namun, pada film Ayla: The Daughter Of Warakan memberikan nuansa yang berbeda.

Sebuah Film bertema perang yang terjadi pada tahun 1950 dengan periode perang dingin dan bergulir dalam waktu yang sama. Hal ini menghadirkan beberapa konflik perang yang semakin kompleks, sehingga membuka peluang negara-negara lainnya untuk  bersekutu.

Film ini menghadirkan sudut pandang seorang Perwira Turki yang mendapatkan tugas sebagai Pasukan Perdamaian PBB di semenanjung Korea. Pengiriman pasukan perdamian pada masa itu memiliki peluang keselamatan yang minim karena konflik tiap daerah dapat memanas setiap saat.

Sulaiman merupakan tokoh utama dalam alur awal cerita. Ia merupakan perwira yang memiliki kebiasaan dalam memperhatikan kerapihan dalam dirinya, termasuk cara berpakaian. Pengiriman dirinya ke Korea membuat terjedanya jalinan percintaan antara dirinya dan sang kekasih di Turki. Namun, tugas perdamaian ini mengantarkannya pada pertemuan dengan seorang gadis kecil korban perang yang kemudia dia beri nama Ayla.

Pertemuan Sulaiman dengan Ayla menjadi titik sebuah perjuangan yang berbeda dengan cerita peperangan lainnya. Perjuangan untuk tetap bersama diantara keduanya yang tak ayal membuat beberapa penikmat film terharu dengan kehangatan kisah mereka. Selain itu, isu tentang pengaruh perang terhadap kehidupan seorang anak begitu tergambarkan dalam film ini. Kehilangan keluarga, memiliki trauma, bahkan terpisah dari orang yang disayangi untuk waktu yang lama.

Beberapa penonton yang menggemari bidang psikologi akan tertarik pada penggambaran kondisi psikis yang dialami oleh tokoh Ayla dalam film. Penggambaran kondisi traumatis pada korban perang tergambar jelas. Hal ini terlihat dari beberapa perilaku misalnya kesulitan berbicara, mudah terkejut oleh bunyi ledakan, kesulitan tidur, hingga mengalami kecemasan akan rasa kehilangan. Uraian kondisi perilaku pada Ayla dalam ilmu psikologi lebih dikenal dengan Post Traumatic Stress disorder (PTSD).

Mengenal lebih jauh dari Post traumatic stress disorder, merupakan salah satu Gangguan kejiwaan yang terjadi pada seseorang setelah mengalami ataupun menyaksikan sebuah peristiwa yang menyebabkan traumatis misalnya peperangan, tindakan kejahatan penyerangan, penyekapan, dan kekerasan seksual. Perkembangan awal sebelum ditemukan istilah PTSD, pada saat terjadi Perang Dunia I, Gangguan ini sering dikenal dengan shock shell. Sedangkan, memasuki peritiwa Perang Dunia II istilah ini sering disebut sebagai ‘kelalahan tempur’ dan tidak serta merta hanya dialami oleh tantara yang berada di medan pertempuran.

Post Traumatic Stress Disorder merupakan isu gangguan kejiwaan yang masih terjadi hingga saat ini. Berbagai macam kericuhan yang kerap terjadi dapat menyebabkan seseorang dapat mengalaminya, telebih pada suatu daerah yang sering mengalami kerusuhan. Dikutip dari laman frontiersin.org, bahwa mayoritas PTSD lebih rentan dialami oleh perempuan dan anak-anak. Resiko PTSD yang dialami oleh perempuan sebesar 2 kali dari resiko pada laki-laki.

Jika kita melihat dari bagaimana penanganan traumatis yang dialami oleh Ayla, secara tidak langsung dapat dilihat dari perhatian Sulaiman kepada Ayla. Sulaiman memberikan rasa aman, nyaman, dan kasih sayang kepada Ayla hingga membuat traumatis yang dialami semakin berkurang. Selain itu lingkungan saat Ayla bersama Sulaiman digambarkan sangat baik dengan penuh dukungan dari teman-teman Sulaiman kepada Ayla.

Film Ayla: The Daughter Of Warmerupakan kisah nyata dari seorang perwira dan seorang gadis kecil yang sama. Penonton akan terinpirasi dengan kisah dalam cerita film yang memiliki penyampaian pesan agar melindungi seorang anak demi masa depan mereka. Selain itu, waktu penulisan resensi ini bertepatan dengan hari anak nasional, dan secara tidak langsung film ini akan memberikan inspirasi dengan renungan untuk bisa menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak.

Film ini diakhiri dengan sebuah fakta mengejutkan yang ditampilkan pada bagian akhir film dengan informasi bahwa 28 juta anak-anak mengalamai kelelahan tempur, dan 1,5 juta anak hidup dalam pengungsian. Hal ini menunjukkan bahwa kekacauan dalam konflik negara akan menyebabkan  keadaan yang tidak aman bagi anak-anak di negara tersebut.

Sebagai penutup dalam pembahasan, saya merekomendasikan film ini untuk menemani waktu kalian. Alur cerita yang ringan dengan berbagai macam adegan emosional dapat dirasakan oleh penonton. Hal ini menjadikan film Film Ayla: The Daughter Of War sangat cocok dinikmati sebagai film bersama keluarga. Selain itu, film ini sangat inspiratif untuk saling memberikan rasa kasih sayang kepada sesama umat manusia. Terakhir bagian yang saya sukai dari film ini adalah kalimat Sulaiman yang berkata, “Seorang Anak perempuan tidak mungkin melupakan ayahnya sendiri.” Sekian, Terimakasih.

Daftar Pustaka

 Frontiers | Long-Term Impact of War, Civil War, and Persecution in Civilian Populations—Conflict and Post-Traumatic Stress in African Communities | Psychiatry (frontiersin.org)

Kontributor        : J Sungsang Prakosa, Mahasiswa Psikologi UST
Editor                    : Zukhruf Kalyana Mukti

Tags: alyadaughterperangpsikisanakthewar
ShareTweetSendShare

© 2020 LPM PENDAPA TAMANSISWA

Navigate Site

  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KIRIM KARYA

Follow Us

Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL

© 2020 LPM PENDAPA TAMANSISWA