Judul: Hereditary | Sutradara: Ari Aster | Durasi: 127 menit | Tanggal rilis: 21 Januari 2018
Jika dilihat dari trailer dan poster, dapat ditebak jika film ini bergenre horor. Film yang dirilis pada 8 Juni lalu di Amerika Serikat, disambut antusias oleh masyarakat. Pasalnya, film bergenre horor ini dikabarkan berbeda dengan film-film horor pada umumnya. Film ini bukan semacam film Annabele, The Conjuring, Danur, Pengabdi Setan ataupun film-film horor pada umumnya.
Jika Anda penikmat atau sering menyaksikan film horor barangkali akan sangat familiar dengan adegan kemunculan sosok-sosok tertentu secara tiba-tiba. Seolah menjadi adegan yang khas dalam film horor. Karena itulah trik agar film horor semakin terasa menakutkan, mencekam dan mengerikan. Namun di film ini Anda tidak akan menemukan hal semacam itu. Hereditary tidak akan membuat Anda kaget ataupun tergeragap saat menyaksikannya.
Penyajian di setiap adegannya pun ditampilkan secara perlahan. Sang director nampaknya tidak terburu-buru dalam menunjukkan alur cerita dari film tersebut. Sekali lagi Hereditary tidak menyajikan adegan dengan trik jump scare, tidak ada kemunculan hantu seram secara tiba-tiba dan tidak terdapat pula iringan musik yang menggelegar. Dalam film ini, hanya mengandalkan iringan suara saksofon gubahan Colin Stetson (12 years a Slave).
Meski begitu, Hereditary tetap memiliki sisi horor dengan ciri khasnya sendiri. Ditambah pula kemampuan akting pemainnya yang mumpuni, kedalaman naskah, dan sinematografi yang keren. Sesekali penonton hanya akan melihat layar hitam gelap, ruangan dengan minim penerangan, hingga ilusi penampakan. Selain sinematografi yang keren, Hereditary juga mampu menghajar sisi psikologi penonton dengan penyajian adegan-adeganya. Seperti penampakan mayat tanpa kepala di loteng, kepala manusia yang menggelinding dikerumuni semut, tidur sambil berjalan sekaligus berhalusinasi, delusi hingga adegan salah seorang pemain yang tanpa sadar menyakiti dirinya sendiri atau self injury.
Seperti judulnya, Hereditary dalam bahasa Indonesia berarti warisan. Film ini menggambarkan warisan kutukan yang diwariskan dari seorang ibu (telah meninggal) dari pemeran wanita paruh baya (Annie). Adegan yang penuh dengan teror dari gangguan psikologis pemainnya menjadi sumber horor film Hereditary. Film horor semacam ini sebelumnya sudah pernah ada, yaitu berjudul A Quite Place. A Quiet Place sendiri disetting pelan, minim suara dan minim adegan yang membuat terkejut atau tergeragap. Namun yang membuat Hereditary berbeda dengan film yang telah disebutkan adalah penggambaran cerita. Jalan cerita yang tidak mudah ditebak dan sensasi horor yang disuguhkan lebih memengaruhi psikologi penonton.
Penulis: Lucya Friska