Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL
No Result
View All Result
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL
No Result
View All Result
Home RESENSI BUKU

Bekal Liputan Investigasi Agar Tak “Bangkrut” di Tengah Jalan

by Theresia Priska Alfeyans
9 September 2020
5 min read

Ilustrasi: Ariana/PENDAPA

Judul: Jurnalisme Investigasi (Tips dan Pengalaman Para Wartawan Indonesia Membuat Liputan Investigasi di Media Cetak, Radio, dan Televisi) | Penulis: Dandhy Dwi Laksono | Penerbit: Circa | Cetakan: Agustus 2018 | Jumlah halaman: 335 halaman | ISBN: 978-602-52645-0-4

Buku “Jurnalisme Investigasi” ini menampilkan tips dan pengalaman para wartawan Indonesia membuat liputan investigasi di media cetak, radio, maupun televisi. Tulisan dalam buku memuat hal yang sangat relevan, dimana tulisan-tulisannya menggambarkan situasi, keadaan atau lika-liku yang dialami para jurnalis. Baik tentang diskriminasi yang dirasakan jurnalis perempuan, hingga maraknya posisi pekerja jurnalis maskulin dalam dunia jurnalistik.

Ketertarikan saya dengan buku ini adalah adanya “Modal Investigasi: Kemauan, Ketekunan, dan Keberanian”. Dalam modal investigasi ini proses peliputan tersebut memberikan gambaran bahwa dalam melakukan proses investigasi membutuhkan modal yang cukup untuk merancang sebuah proyek investigasi. Modal yang dimaksud bukan semata-mata anggaran tetapi lebih ke pola atau cara seperti kemauan, keberanian, dan ketekunan. Ketiga hal ini merupakan keywords untuk melakukan proses investigasi. Baik investigasi dalam ruang lingkup besar ataupun kecil. Menurut saya, tanpa adanya modal seperti ini akan membuat anggaran dan daya dukung logistik sebesar apapun saat akan melakukan sebuah proyek investigasi akan menjadi macet dan cuma menghambur-hamburkan uang.

Banyak jurnalis atau wartawan mengeluh tentang komitmen media tempat mereka bekerja ketika memberikan ruang untuk investigasi atau peliputan mendalam seperti indepth reporting. Banyak curahan hati wartawan yang mengecam media dalam pelitnya mengeluarkan biaya untuk proses investigasi atau melakukan pekerjaan yang lain. Dalam hal ini, bisa dikatakan pihak jurnalis tentu menyalahkan industri media yang semakin komersial dan yang siang malamnya hanya berhitung untung rugi.

Karena menariknya tiga hal penting dalam melakukan investigasi, mari kita telaah satu persatu modal yang kita perlukan ini.

Kemauan

Mungkin kata kemauan ini lebih cenderung kepada waktu. Waktu merupakan hal yang paling sering dijadikan alasan untuk memilih sebuah komitmen. Waktu merupakan suatu hal mutlak yang tidak bisa diganggu gugat kebenarannya. Ibaratnya, “waktu akan terus bergulir selayaknya roda berputar”. Manusia yang tidak bisa memanajemen waktu akan terbawa arus waktu tersebut. Hal yang paling penting dalam kemauan adalah kesungguhan berusaha dan berjuang serta bertanggungjawab dalam pilihan.

Jurnalis yang ingin menekuni investigasi sebaiknya memiliki komitmen untuk berkorban, seperti memberikan atau meluangkan sedikit waktu mereka untuk melakukan pekerjaan yang akan mereka lakukan terlebih dahulu.

Keberanian

Dalam hal ini, keberanian cenderung mengarah pada pemupukan nyali atau lebih ke rasa percaya diri untuk berkorban terhadap sesuatu yang sudah menjadi keputusan mereka. Dalam proses investigasi yang besar, keberanian ini sangat dibutuhkan karena tingkat resikonya very high. Bahkan saat melakukan investigasi yang besar ini, mau tidak mau nyawa para jurnalis juga menjadi taruhannya.

Tetapi bukan berarti buku ini mengajarkan Anda untuk nekat atau mengambil risiko saat melakukan peliputan investigasi. Penulis lebih menekankan ke dalam bagaimana cara seorang jurnalis menanggapi dan memberikan solusi agar apa yang mereka alami sebelumnya tidak terjadi lagi pada jurnalis-jurnalis lain. Perlu di ingat, risiko bisa datang dalam bentuk yang extrem yang dapat diukur atau diperkirakan. Faktor yang membantu wartawan atau jurnalis dalam mengukur sebuah ancaman adalah jam terbang dan insting, terutama dalam kualitas liputan.

Mereka yang melakukan investigasi untuk media-media besar (nasional) sebenarnya relatif lebih aman dibandingkan jurnalis yang bekerja di media kecil atau media lokal. Sebab kekerabatan dan kohesi sosial di daerah masih sangat kuat dibandingkan di kota-kota besar, tempat dimana wartawan-wartawan media nasional berkumpul. Keberanian mengambil risiko dalam kerja-kerja investigasi juga bukan monopoli wartawan dari jenis kelamin tertentu.

Ketekunan atau Keuletan

Ketekunan ini lebih cenderung kepada hal prioritas. Dimana jurnalis lebih memprioritaskan apa yang sudah menjadi tanggungjawab dan kerjanya. Dan tentu saja sang jurnalis tadi hanya menekuni bidang tersebut. Setelah kemauan dan keberanian, modal dasar yang harus dimiliki dalam diri tiap jurnalis dalam kerja investigasi adalah ketekunan atau keuletan. Mereka yang sukses dalam investigasi kadang bukan wartawan yang pandai, namun mereka yang tekun dan ulet dalam tugas liputan investigasinya. Ibarat athletic, investigasi membutuhkan pelari-pelari jarak jauh dengan napas-napas panjang daripada sprinter 100 meteran.

Dari ketiga hal di atas terkait Kemauan, Keberanian dan Ketekunan dapat di simpulkan.

“Kemauan, Keberanian dan Ketekunan adalah kunci  sukses nya sebuah liputan investigasi. Tanpa Kemauan, Keberanian dan Ketekunan wartawan akan mudah frustrasi atau buru-buru mengambil kesimpulan, sekedar untuk mengakhiri masa liputan yang panjang.”

Penulis: Theresia Priska Alfeyans

Editor: Laeli Choerun Nikmah

Tags: BUKUDandhy Dwi LaksonoJurnalismeRESENSI
ShareTweetSendShare

© 2020 LPM PENDAPA TAMANSISWA

Navigate Site

  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KIRIM KARYA

Follow Us

Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL

© 2020 LPM PENDAPA TAMANSISWA