“Hal ini juga sangat menunjang mahasiswa sebelum benar-benar terjun langsung di masyarakat dan berbakti di masyarakat, tetapi kita diajarkan lebih dulu cara untuk berbakti di kampus, ” Ungkap Choirul.
Kamis, (4 Juli 2019) Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) mengadakan kegiatan Bakti Kampus. Bakti Kampus merupakan salah satu kegiatan pra KKN yang dilaksanakan pihak LP3M sebelum diterjunkannya mahasiswa ke lokasi KKN (Kuliah Kerja Nyata). Periode 2019, Bakti Kampus dilaksanakan dengan mengusung tema Kampung-Kampus Cinta dan Peduli Lingkungan.
Acara pembukaan Bakti Kampus berlangsung di halaman kampus pusat UST. Turut hadir Bapedda Yogyakarta, Rektor UST, Jajaran LP3M, Dekan Fakultas, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), dan mahasiswa peserta KKN. Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Siti Rochmiyati selaku kepala LP3M mengatakan bahwa kegiatan bakti kampus diikuti 1.255 mahasiswa, terbagi menjadi 109 padepokan, dan menempati tiga titik lokasi. Titik pertama berlokasi di Embung Langensari, bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang melibatkan sebanyak 60 padepokan. Titik kedua, di Taman Gajah Wong Edu Park, melibatkan 35 padepokan dan bekerjasama langsung dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta serta Komunitas Gajah Wong. Titik Ketiga, di area kampus sendiri sekaligus bakti Tamansiswa memperingati hari jadi Tamansiswa. “Bakti Kampus dilaksanakan di SD Ibu Pawiyatan Tamasniswa dan masjid sekitar Tahunan yang melibatkan 14 padepokan”, tambahnya.
Drs. H. Pardimin , M.Pd., Ph.D selaku Rektor UST turut memberikan sambutan dan pengarahan, sekaligus membuka resmi acara Bakti Kampus. “Kami atas nama pimpinan UST menyambut kegiatan ini dengan baik.“ Jelasnya.
”Ini memang sudah beberapa angkatan, kalau gak salah ini yang ke-4. Latar belakangnya sederhana, sebelum kita melakukan KKN, sebelum kita berbakti ke daerah lain kenapa sih kita tidak berbuat di lingkungan kampus kita sendiri. Oleh karena itu, secara konkrit sebelum diterjunkan ke lokasi KKN, didahului dengan program Bakti Kampus juga,” tambah Ki Pardmin.
Rektor berharap, semoga KKN dikerjakan dengan serius tidak asal untuk memenuhi persyaratan untuk pantas-pantas saja. “Silakan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Sekali lagi yang di pinggir jalan hati-hati karena keselamatan tetap kita pentingkan,” pungkasnya.
Choirul Anam Soleh selaku ketua Padepokan 101 berharap Bakti Kampus tetap diadakan tiap periodenya. Choirul menilai hal tersebut sangat penting karena melibatkan semua elemen, tidak hanya mahasiswa tetapi dari pihak kampus dan masyarakat, namun bermitra langsung dengan beberapa dinas terkait. “Hal ini juga sangat menunjang mahasiswa sebelum benar-benar terjun langsung di masyarakat dan berbakti di masyarakat, tetapi kita diajarkan lebih dulu cara untuk berbakti di kampus, ” tambah Choirul.
Senada dengan Anam, Wahid Aprilianto mengungkapkan bahwa pada inti dari kegiatan Bakti Kampus bisa menjadi peluang untuk beradaptasi dengan lingkungan dan sebagai ajang memperkuat silaturahmi dengan masyarakat. “Harapannya semoga kedepan Bakti Kampus lebih luas lagi dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa lebih dikenal oleh masyarakat luas.” Pungkasnya.[P]