(29/11) Daerah Istimewa Yogyakarta kini menjadi salah satu provinsi berstatus zona merah Covid-19. Dikutip dari kompas.tv (27/11/2020), pertanggal 25 November 2020 terdapat 5.453 kasus positif. Dalam sepekan terakhir terjadi penambahan kasus konfirmasi positif di atas 50 kasus. Meningkatnya kasus konfirmasi positif Covid-19 yang terjadi di bulan November membuat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X merasa kecewa akibat sikap warga yang kurang mematuhi protokol kesehatan. Sultan berjanji akan memperketat pengawasan protokol kesehatan, meski belum memaparkan secara teknis terkait pengawasan yang akan dilakukan aparatnya karena masih harus rapat khusus.
Di sisi lain, kurangnya kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan juga diungkapkan salah seorang warga, Retno. Retno mengungkapkan bahwa kurangnya kedisiplinan dan menjaga diri warga menjadi penyebab utama meningkatnya kasus Covid-19, “Kesehatan mahal dan kita harus sadar. Sebenarnya pakai masker dan rajin cuci tangan itu nggak usah nunggu pandemi,” ungkapnya.

Retno juga mengatakan bentuk ketidaksadaran masyarakat terlihat saat diadakan sweeping masker di pasar Kota Gede. “Tadi aja ada sweeping masker di pasar. Banyak tuh yang kena razia. Ini kan membuktikan banyak yang ngga sadar,” tambahnya.

Hal serupa diungkapkan oleh Asep, seorang pedagang di pasar Kota Gede. Beliau mengaku terpaksa tetap berjualan di pasar karena tuntunan ekonomi, namun ia menyayangkan sikap masyarakat yang tidak mematuhi protokol. “Kalo kayak gini menurut saya yang bertanggung jawab ya kita semua. Gak usah lah ya nyalahin A, B, C, D, patuhi aja protokol, pake masker, terus jaga jarak,” ungkapnya.
Penulis: Zukhruf Kalyana Mukti
Editor: Laeli Choerun Nikmah