“Kebetulan pada angkatan sekarang ini, diubah menjadi seminar nasional. Seminar nasional diadakan September lalu. Bukan pas Oktober. Nah,dana untuk bulan bahasa dialihkan menjadi seminar nasional untuk kepentingan prodi,” Ungkap Imran selaku Ketua Pelaksana.
Kamis (17/10/2019), mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Sarjanawiyata Tamansiwa (UST) menyelenggarakan acara sarasehan untuk memperingati Bulan Bahasa. Acara tersebut bertempat di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UST.
Acara tersebut merupakan kegiatan mandiri yang diselenggarakan oleh mahasiswa PBSI tanpa bantuan dari pihak prodi. Alasan prodi tidak memberikan bantuan karena dana untuk Bulan Bahasa telah digunakan untuk seminar nasional. “Kebetulan pada angkatan sekarang ini, diubah menjadi seminar nasional. Seminar nasional diadakan September lalu. Bukan pas Oktober. Nah, dana untuk bulan bahasa dialihkan menjadi seminar nasional untuk kepentingan prodi,” Ungkap Imran selaku Ketua Pelaksana. Ia juga menjelaskan, panitia mendapatkan dana secara mandiri dengan menjul rongsokan, membuka kantin kejujuran dan uang pribadi dari panitia guna mencukupi kekurangan.
Kegiatan yang mengusung tema Lir Amekso Jati Diri Ning Manungso artinya jangan memaksakan kehendak jati diri manusia. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menjadi ruang bagi mahasiwa untuk berekspresi. “Jadi di acara ini kita bebas berekspresi, boleh berpuisi boleh bernyanyi dan lain-lain,” Tambah Imran.
Menurut Bimo Susilo sebagai salah satu mahasiswa PBSI, melalui acara ini mahasiswa dapat membaur dan menyatukan mahasiswa dari berbagai prodi. “Acaranya tuh wangun, kalau kata orang Jawa. Jadi bisa membaur dan menyatukan tiga prodi yaitu PBSI, Pendidikan Seni Rupa (PSR) dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI).” Jelasnya.
Senada dengan penjelasan Bimo, Abhirama Saptana yang juga merupakan mahasiswa PBSI menyampaikan bahwa acara seperti ini (baca: Bulan Bahasa) sangat penting dilakukan karena bertujuan untuk menambah kesan kekeluargaan dan solidaritas antara mahasiswa.
Abidabastama berharap prodi tidak mempersulit mahahsiwa dalam berkreasi. “Semoga akreditasi prodi menjadi A dan prodi jangan mempersulit mahasiswa untuk berkreasi dalam membuat acara.” tambahnya. Imran juga berharap agar prodi memikirkan aspirasi mahasiswa, “Prodi harus memikirkan juga aspirasi dari mahasiswa, jangan akreditasi yang dikejar, tapi kreativitas mahasiswa jangan dibatasilah.” Pungkasnya. [P]
.