“Beda waktu beda pandangan,” mungkin itulah kata yang tepat untuk dijadikan perumpamaan tentang pandangan masyarakat kebanyakan mengenai politik. Akan sangat jauh berbeda jika dibandingkan politik menurut Aristoteles dengan politik menurut masyarakat kita sekarang. Aristoteles dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata politik melalui pengamatannya tentang manusia yang Ia sebut sebagai zoon politikon. Dengan istilah itu, Ia menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan politik.
Aristoteles melihat politik sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat di hindari manusia, misalnya ketika Ia mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika Ia berusaha meraih kesejahteraan pribadi, dan ketika Ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima pandangannya. Ia menyimpulkan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui interaksi politik dengan orang lain.
Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan yang di rancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk tujuan negara. Secara tidak langsung, berarti Aristoteles memandang bahwa politik itu baik. Dengan adanya politik maka permasalahan sosial yang menyangkut tentang massa akan bisa terpecahkan. Namun, pandangan itu nampaknya tak dilanggengkan oleh masyarakat pada masa sekarang.
Saat ini, banyak masyarakat yang berpandangan bahwa semua hal yang berkaitan dengan dunia politik itu tidak baik. Politik dikonotasikan sebagai penipuan, kebohongan, akal-akalan, permusuhan, atau hal-hal yang semuanya itu bisa berakibat buruk. Masyarakat menganggap bahwa semua orang yang masuk dalam dunia politik itu akan menjadi kotor, jauh dari kebaikan dan akan bertindak tidak sesuai dengan peri kemanusiaan. Meskipun sebenarnya tidak semua tentang politik itu buruk, tetapi pemikiran mereka sudah terlanjur bengkok, sehingga sulit untuk dirubah. Mereka akan selalu mengatakan bahwa semua hal yang berkaitan dengan politik itu harus dijauhi. Itulah yang mengakibatkan terjadinya penurunan dan ambruknya kepercayaan masyarakat mengenai politik.
Seperti yang dimuat dalam kompas.com (23/07/2013) dikatakan bahwa Masyarakat dinilai sudah tidak percaya lagi pada politik. Semakin sering mengikuti berita politik, kepercayaan masyarakat pada kehidupan politik semakin ambruk. Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai, intensitas masyarakat dalam mengikuti berita politik turut memengaruhi buruknya perspektif masyarakat terhadap politik. Jadi dapat dikatakan bahwa mengikuti berita politik ini adalah salah satu faktor penyebab dari buruknya pandangan masyarakat mengenai dunia perpolitikan itu sendiri.
Tidak hanya berdasarkan informasi yang disebarkan melalui surat kabar atau televisi, tetapi juga melalui media online atau jejaring sosial, 72 persen responden menyimpulkan bahwa politisi cenderung berbicara tentang kebaikan dirinya. Selain itu, masyarakat pesimistis bahwa politisi akan memenuhi janji politiknya, dan menuding politisi sebagai sekumpulan orang yang mengejar keuntungan pribadi. Merujuk pada hal ini, seharusnya kita sebagai masyarakat harus bisa memahami dan memberikan tenggang waktu bagi para politisi untuk memenuhi semua janji-janjinya. Sebaiknya kita yang menjadi pengiring mereka dalam rangka mewujudkan apa yang pernah Ia janjikan, mewujudkan apa yang pernah menjadi keinginan dan cita-cita bersama. Selain itu, perlu kita ketahui bahwa dalam dunia ini tidak ada sesuatu yang instan, untuk berubah ke ranah yang lebih baik tentunya juga pasti membutuhkan waktu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pertengahan Juni 2013 lalu, Burhanuddin mengatakan, publik tidak percaya lagi pada politik karena buruknya citra lembaga politik di mata masyarakat. Dari 2.290 responden dalam penelitian itu, sebanyak 67 persennya mengaku tidak tertarik dengan politik. Selain itu, kepercayaan masyarakat pada institusi politik juga buruk. Dimulai dari 58 persen responden menyatakan tak percaya partai politik, di susul dengan responden yang tak percaya politisi, menteri-menteri, DPR, dan presiden. Ketidakpercayaan masyarakat inilah yang sampai saat ini menjadi polemik yang meresahkan dan sudah seharusnya kita pecahkan secara bersama-sama. Tidak mudah terpengaruh dengan keadaan dan bisa menyaring terlebih dahulu dengan cara mempertimbangkan baik buruknya sesuatu menjadi hal penting yang harus dimiliki masyarakat kita sekarang.
Sebagai Mahasiswa, tentu harus membenahi, meluruskan pemikiran masyarakat tentang hal tersebut. Mahasiswa juga harus berpikir lebih kritis dan mampu memberikan solusi yang baik untuk menyikapi hal semacam ini. Kita tidak boleh memandang dunia perpolitikan itu hanya dari sisi buruknya saja dan berpikiran bahwa dunia politik itu kurang baik atau kotor. Karena kotor atau bersihnya politik itu tergantung pada oknum-oknum yang ada di dalamnya. Jika oknum-oknumnya berlaku baik, maka politik itu juga akan baik, pun sebaliknya jika oknum yang ada di dalamnya berlaku tidak baik maka secara otomatis politik itu akan ikut menjadi tidak baik pula.
Politik bukanlah hal yang harus kita jauhi, tetapi sebaiknya kita sikapi dengan pemikiran yang lebih jernih dan lebih dewasa. Kita tidak boleh memandang politik hanya dari satu sisi, karena semua yang ada di dunia ini memiliki dua sisi yang berbeda, ada baik dan ada buruk. Dari perbedaan itulah tercipta keberagaman dan keindahan.
Cara pandang masyarakat suatu bangsa itu pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Banyak hal yang menjadi faktor penyebab perspektif masyarakat mengenai suatu hal dalam kehidupan ini. Penilaian akan selalu berbeda, karena pengetahuan dan pengalaman juga memiliki pengaruh kuat pada masyarakat dalam hal berpikir. Perubahan itu bisa mengarah pada hal yang lebih baik, pun bisa juga mengarah pada hal yang justru malah lebih buruk. Baik buruknya pandangan itu menjadi hal yang lazim dan wajar, tetapi alangkah lebih baiknya jika kita sebagai masyarakat yang berpendidikan bisa saling meluruskan dan mengingatkan kembali pada kebenaran.
Memandang politik hanya dari sisi buruknya saja itu bukanlah suatu hal yang bijak, karena bagaimanapun juga kita dalam hidup ini tidak akan bisa terlepas dari politik. Seperti apa yang telah dikatakan oleh Aristoteles bahwa politik sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari oleh manusia. Jadi sudah jelas, bahwa politik itu tidak melulu berisi tentang keburukan. Karena pada kenyataannya, bagaimana pun situasi dan kondisinya politik akan tetap dibutuhkan dan menjadi hal penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. [P]