Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL
No Result
View All Result
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL
No Result
View All Result
Home LIPUTAN UTAMA

Mahasiswa Keluhkan Tugas, Nyi Indah: Baiknya Dikomunikasikan

by Laeli Choerun Nikmah
11 April 2020
5 min read
Mahasiswa Keluhkan Tugas, Nyi Indah: Baiknya Dikomunikasikan

Ilustrasi: Ade Tegar I.

Kendala kuota dan jaringan internet bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi mahasiswa dalam melaksanakan kuliah daring di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST). Sebagaimana yang tersaji dalam infografis di berita sebelumnya, sebanyak 57 dari 431 responden mengaku terkendala dengan tugas yang diberikan dosen, sedangkan 27 lainnya mengalami masalah pada penyampaian materi ketika kuliah daring.

Dihubungi PENDAPA melalui WhatsApp, M. Unun Nurrohman, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil beranggapan bahwa dirinya tidak merasakan yang namanya kuliah daring. Menurutnya, kuliah yang memanfaatkan media berupa handphone dan alat digital lain itu hanya dianggapnya seperti “libur” kuliah, namun tetap disertai tugas.

“Jadi bukan kuliah daring namanya, tapi bisa disebut tugas online,” ungkap Unun.

Dirinya juga mengaku terkendala dalam memahami materi yang diberikan dosen. Ia lantas menyarankan, sebaiknya dosen tidak hanya memberi materi tanpa ada penjelasan, lebih-lebih memberikan tugas tanpa dibekali penjabaran materi. Sebab menurutnya, pemberian tugas tanpa bekal materi sangat tidak layak dilakukan.

Senada dengan Unun, Ekyen Rellix Kenangalem dari Prodi Psikologi beranggapan bahwa kuliah daring sangat membosankan. Menurutnya, kuliah daring terlalu monoton dengan pembelajaran lecture center sebab metode seperti itu mudah membuatnya jenuh. Ia juga menyayangkan pemberian tugas dadakan yang seringkali dilakukan oleh dosen.

“Kuliah daring tidak efektif, materinya tidak paham. Lebih miris lagi dikasih tugas tanpa penjelasan di mata kuliah yang berhubungan dengan hitung-menghitung,” keluhnya.

Banyaknya kendala pada pelaksanaan kuliah daring turut dirasakan oleh Nyi Nur Indah Solikhati, dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Rintangan yang Ia alami di awal perkuliahan daring adalah pada kurang telitinya mahasiswa dalam melihat batas waktu pengumpulan laporan praktik di portal akademik. Meski demikian, Ia memberikan kelonggaran kepada mahasiswanya untuk mengirimkan kembali tugasnya melalui WhatsApp.

“Biasanya saya juga menanyakan kapan batas pengumpulan, agar mereka langsung crosschek dan bisa lebih teliti,” paparnya.

Terkait keluhan mahasiswa terhadap pemberian materi tanpa penjelasan, Nyi Nur Indah mengatakan bahwa masalah tersebut kembali kepada masing-masing dosen. Sebagai dosen yang mengajar mata kuliah yang menuntut praktik, dirinya mengatakan bahwa Ia selalu memberikan materi diselingi diskusi.

“Perihal “momok” tugas online, alangkah baiknya dikomunikasikan dengan dosen yang bersangkutan. Sebab jika tidak dikomunikasikan, bagaimana dosen tersebut tahu dan bisa memperbaikinya?” imbuhnya.

Lain halnya dengan Ki Rusdian Noor, dosen PBSI. Menurutnya, keterbatasan server yang dimiliki lembaga menjadi kendala dalam menjalankan kuliah daring. Hal itu mengakibatkan dosen dan mahasiswa “berebutan” untuk bisa masuk ke portal akademik. Selain masalah server, keterbatasan waktu karena harus menyesuaikan jadwal kuliah turut Ia rasakan. Guna mengantisipasinya, Ki Rusdian mempersiapkan dan mengawali perkuliahan minimal 30 menit sebelum jadwal.

Di samping itu, model pembelajaran dengan memberikan materi tanpa penjelasan, menurutnya juga hanya akan mendudukan mahasiswa sebagai objek. Oleh karenanya, di dalam perkuliahan Ki Rusdian menggunakan pendekatan Ketamansiswaan, di mana mahasiswa memposisikan dirinya sebagai anak dan dosen sebagai orang tua.

“Mahasiswa dan dosen sama-sama sebagai subjek. Dalam skenario dan praktik pembelajaran, harus melibatkan partisipasi mahasiswa,” paparnya.

Terkait pemberian tugas yang banyak dikeluhkan mahasiswa, Ki Rusdian mengatakan pembelajaran yang demikian hanya akan membuat mahasiswa tertekan dan stres. Padahal di sisi lain, mahasiswa juga sedang merasakan tekanan akibat adanya pandemi ini. Menyiasati hal itu, Ki Rusdian mengklaim memiliki metode tersendiri.

Di setiap akhir mata kuliahnya, selalu ada evaluasi untuk menilai pemahaman mahasiswanya. Baru setelahnya, hasil evaluasi digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pemberian tugas.

“Jika sudah paham, diberi tugas untuk membaca jurnal elektronik sebagai pengayaan. Jika ada yang belum paham, diberi penjelasan tambahan dan tugas,” pungkasnya.

Menanggapi kendala yang dirasakan oleh dosen dan mahasiswa, Ki Imam Ghozali selaku Wakil Rektor (Warek) I memaparkan bahwa sebenarnya kewajiban kuliah daring telah dicantumkan dalam buku Peraturan Akademik UST tahun 2019. Namun karena diseminasinya belum intensif, alhasil masih ada dosen-dosen yang belum siap melaksanakan metode tersebut.

Disinggung mengenai keluhan mahasiswa terhadap banyaknya tugas, dirinya menyampaikan bahwa fungsi tugas, selain bagian dari pembelajaran, juga sebagai tolak ukur untuk menilai pemahaman mahasiswa. Meski dalam pemberiannya, juga mesti dilihat intensitasnya.

Ia lalu mengimbau para dosen untuk berintrospeksi. Mestinya, sambung Ki Imam, pemberian tugas didahului dengan pengarahan agar tidak memberatkan. Ia lantas mengumpamakan metode pembelajaran semasa SD atau SMP, di mana ketika siswa diberikan tugas, mereka terlebih dahulu diberi latihan.

“Kalau cuma mengajar tanpa memperhatikan siswanya paham atau tidak, kan kurang baik.” pungkasnya.

Reporter: Mohamad Dedy S., Lailatul Nur Aini
Penulis: Laeli Choerun Nikmah
Editor: Ade Tegar Irsandy

Tags: COVID-19KULIAH DARINGUSTWFHYOGYAKARTA
ShareTweetSendShare

© 2020 LPM PENDAPA TAMANSISWA

Navigate Site

  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KIRIM KARYA

Follow Us

Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL

© 2020 LPM PENDAPA TAMANSISWA