Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL
No Result
View All Result
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL
No Result
View All Result
Home LIPUTAN UTAMA

Komite Kampus Yogyakarta Menuntut Pendidikan yang Gratis, Ilmiah, dan Demokratis

by Aldi Julyansyah
12 Maret 2021
3 min read
Komite Kampus Yogyakarta Menuntut Pendidikan yang Gratis, Ilmiah, dan Demokratis

Sabtu (6/3) Komite Kampus Yogyakarta mengadakan aksi yang mengangkat persoalan pendidikan dengan tagar #Gratiskanbiayapendidikan. Aksi ini dihadiri oleh berbagai kampus di bawah naungan Komite Kampus Yogyakarta seperti Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Widiya Mataram, Gadjah Mada, APMD, Ahmad Dahlan, Sanata Dharma dan beberapa kampus lainnya.  Massa yang tergabung dalam Komite Kampus Yogyakarta berkumpul pada dua tempat, yaitu di kampus psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Setelah berkumpul, massa langsung bergerak secara serentak menuju pertigaan Jalan Gejayan.

Rusdiyanto selaku humas dari aksi tersebut mengungkapkan ada banyak faktor yang melatarbelakangi aksi ini, salah satunya untuk membangkitkan kembali perjuangan-perjuangan komite kampus khususnya tentang persoalan pendidikan.

“Kemarin kita coba melihat potensi gejolak masa dari masing-masing kampus. Kemudian kami mencoba memuarakannya pada satu keresahan yang sama melalui platform mewujudkan pendidikan gratis ilmiah, guna memantik semangat perjuangan dibidang pendidikan” ujar Rusdi.

Selain itu, aksi ini juga mengangkat permasalahan yang dialami oleh kaum buruh yang mengalami PHK pada masa pandemi ini ditambah banyak petani yang tanahnya semakin masif dirampas oleh pemerintah.

“Dengan biaya pendidikan yang mahal saat ini, tentu saja hal semacam PHK dan perampasan tanah sangat berdampak terhadap kelangsungan pendidikan. Ketika banyak orang tua yang  di-PHK dengan tingkat biaya pendidikan yang mahal hari ini maka berarti itu mempengaruhi akses anaknya ke dunia pendidikan. Begitu juga di sektor agrarian ketika tanah-tanah garapan rakyat dirampas, sebagai sumber mata pencaharian utama mereka, hal ini juga berdampak kepada pendidikan.” Tambah Rusdi.

Tuntutan-tuntutan oleh massa aksi ditujukan kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayan serta pemerintah, khususnya pemerintahan Yogyakarta. Yogyakarta sebagai kota pelajar sangat gencar mempromosikan bahwa pendidikan di Yogyakarta ini adalah pendidikan yang sangat baik, namun di lain sisi pendidikan di Yogyakarta ini juga cenderung naik tingkat biayanya setiap tahun.

“Yogyakarta ini kan dilabelkan sebagai kota pelajar, kota pendidikan, tetapi dari pemerintah DIY itu sendiri tidak memberikan sikap yang jelas terhadap pendidikan itu sendiri di kotanya” ujar Rusdiyanto.

Massa berharap aspirasi-aspirasi mereka bisa didengar oleh pemerintah. Selain itu juga mereka berharap agar tetap menjaga api semangat tetap berkobar, bukan hanya sekedar momentum tetapi akan menjadi satu gerakan yang berkelanjutan, yang bernafas panjang, sehingga betul-betul aspirasi yang telah di sampaikan itu dimenangkan. [P]

Reporter: Nacida Yahya
Penulis: Aldi Julyansyah
Editor: Zukhruf Kalyana Mukti

Tags: DEMOKRASIilmiahKampuskotapelajarPELAJARYOGYAKARTA
ShareTweetSendShare

© 2020 LPM PENDAPA TAMANSISWA

Navigate Site

  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KIRIM KARYA

Follow Us

Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL

© 2020 LPM PENDAPA TAMANSISWA