Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL
No Result
View All Result
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL
No Result
View All Result
Home LIPUTAN UTAMA

Berkontribusi untuk Pendidikan di Tengah Pandemi Melalui Kampus Mengajar

by LPM Pendapa
17 Mei 2021
9 min read
Berkontribusi untuk Pendidikan di Tengah Pandemi Melalui Kampus Mengajar

Gambar : Sari (akutansi)

Kampus mengajar merupakan program yang diprakarsai oleh Menteri Pendidikan Indonesia, Nadiem Makariem. Kampus Mengajar adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Pada program ini, mahasiswa akan ditempatkan di Sekolah Dasar (SD) dengan kategori 3T (terdepan, tertinggal dan terluar) dalam rangka membantu proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Pandemi merupakan salah satu alasan diadakannya program Kampus Mengajar. Pada masa pandemi ini mahasiswa diharapkan dapat membantu para guru serta siswa sekolah dasar agar dapat belajar optimal meskipun dengan kondisi serba terbatas. Keuntungan lainnya agar mahasiswa dapat mengembangkan diri dalam kreativitas, kepemimpinan, dan kemampuan interpersonal lainnya melalui pengalaman mengajar.

Program ini dimulai dengan pendaftaran (9-21 Februari 2021), pengumuman seleksi tahap 1 (26 Februari 2021), setelah itu pengumuman hasil seleksi akhir (12 Maret 2021). Selanjutnya peserta yang lolos akan diberi pembekalan (15-21 Maret 2021), kemudian penugasan pada sekolah dasar yang dipilih (22 Maret- 25 Juni 2021), dan yang terakhir penarikan mahasiswa dari sekolah tersebut (26 Juni 2021).

Berdasarkan surat penugasan (nomor: 050/UST/Warek-1/III/2021) yang ditanda tangani Dr. Imam Ghozali, M.Sc. selaku Wakil Rektor 1 menugaskan mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa untuk melaksanakan Program Kampus Mengajar Angkatan 1 tahun 2021 yang diselenggarakan pada tanggal 22 Maret s.d 25 Juni 2021. Adapun beberapa mahasiswa yang tertera dalam surat tersebut adalah mahasiswa yang dinyatakan lolos program Kampus Mengajar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Beberapa mahasiswa tersebut meliputi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Psikologi (FPsi), dan Fakultas Teknik (FT).

Diketahui dari Surat Penugasan tersebut bahwasannya terdapat 89 mahasiwa UST yang lolos program Kampus Mengajar. 70 mahasiswa diantaranya berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yakni Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sebanyak 31 Mahasiswa, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) sebanyak 4 mahasiswa, Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) sebanyak 6 mahasiswa, Pendidikan IPA (P.IPA) sebanyak 10 mahasiswa, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK)  sebanyak 5 mahasiswa, Pendidikan Matematika (P.Mat) sebanyak 3 Mahasiswa, Pendidikan Seni Rupa (PBS) sebanyak 2 mahasiswa dan Pendidikan Teknik Mesin (PTK) sebanyak 9 mahasiswa.

Sedangkan dari Fakultas Ekonomi terdapat 9 mahasiswa yang lolos. Tiga mahasiswa diantaranya dari program studi Akuntansi, dan 6 mahasiswa lainnya dari program studi manajemen. Selanjutnya dari Fakultas Psikologi terdapat 6 Mahasiswa program studi Psikologi. Terakhir dari Fakultas Teknik terdapat 4 mahasiswa, 3 mahasiswa dari program studi teknik Industri, dan 1 mahasiswa dari program studi teknik sipil.

Pengalaman Selama Mengikuti Program Kampus Mengjar

Dalam menjalani program Kampus Mengajar ini, mahasiswa memiliki banyak pertimbangan dan motivasi yang menjadi dasar untuk ikut andil. Salah satunya diungkapkan oleh Atikah Adiyani, mahasiswa UST dari program studi PGSD. Atikah ingin berperan membantu pembelajaran anak di sekolah dasar pada masa pandemi ini, sebab rumahnya berhadapan dengan sekolah dasar sehingga ia mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan di sekolah tersebut serta berbagai permasalahannnya.

“Sering juga mendengar keluhan guru, orang tua tentang pendidikan sekarang. Terus muncul program Kampus Mengajar ini saya berpikiran ingin membantu, walaupun hanya berperan sedikit untuk membantu pembelajaran anak di sekolah dasar pada masa pandemi.” Ungkap Atikah.

Atikah juga mengungkapkan pengalamannya dalam mengajar di salah satu SD inklusi daerah Purworejo. Ia mengungkapkan banyak sekali pembelajaran yang didapat saat berinteraksi dengan berbagai siswa di SD inklusi seperti siswa yang mengidap down syndrome, autis, slowly, hiperaktif, dan lainnya. Selama mengajar, Atikah juga mengalami beberapa kesulitan dalam pengabdiannya

“Kesulitan tentu ada karena guru pun juga tidak sepenuhnya bisa mengendalikan anak inklusi. Kami butuh (Red: peran) orang tua juga untuk mengatasinya” Imbuhnya.

Pembelajaran berharga lainnya diungkapkan juga oleh Sari Apriliyana, salah satu mahasiswa program studi Akuntansi UST. Sari mengungkapkan bahwa dia menjadi lebih menghargai dosen dikampus. Sari juga belajar tentang kepedulian, tanggung jawab, dan rasa empati.

“Saya jadi lebih menghargai dosen saya di kampus karena ternyata begini toh rasanya menjadi pendidik. Kalo di kampus, diajarin monoton sesuai mata kuliah. Program ini saya belajar tentang keperdulian, tangung jawab, rasa empati. Beneran yang kalo saya gak ikut ini mungkin kepedulian saya ke lingkungan sekitar saya gak bakalan sebesar sekarang.” Ungkap Sari

Dalam menjalankan tugasnya, Mahasiswa UST sudah menyiapkan hal-hal untuk menjalankan misinya di Kampus Mengajar. Hal ini diungkap oleh Silvia Melati Sukma, mahasiswa program studi Teknik Industri. Silvia mengungkapkan bahwa ia dan timnya mendampingi siswa belajar tiga kali seminggu. Dalam mengajar Silvia dan kelompoknya membantu membuat media pembelajaran, penataan ruang perpustakaan, mencabut rumput di halaman sekolah, membuat pojok baca, membantu administrasi sekolah, serta mengadakan senam sehat.

“Dalam mengajar kami membantu membuat media pembelajaran supaya siswa tetap bersemangat belajar dan menerapkan metode STAD maupun sistem poin supaya siswa tidak mudah bosan.” Ungkap Silvia.

Sari berharap pengabdiannya dalam program Kampus Mengajar berdampak untuk murid beserta guru di sekolah dasar yang diajarnya serta akreditasinya semakin baik. Terakhir dia juga berharap program ini dapat menarik minat mahasiswa lain untuk mengikuti program ini.

“Program ini kan juga ada bantuan administrasi sekolah sama bantuan adaptasi teknologinya, semoga setelah saya selesai di sekolah SDN 196 Suka Makmur, akreditasi nya bisa meningkat juga. Saya berharap sekali. Lalu saya juga berharap nantinya program ini lebih banyak lagi menarik mahasiswa untuk ikut karena 8 orang satu SD masih kurang kalo menurut saya.” Imbuh Sari

Salah satu Mahasiswa Prodi Psikologi yang mengikuti program ini, Apsarini Arisanti mengungkapkan bahw ia merasakan banyak hal yang ingin dituju. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang lain pula.

“Kesannya, jadi banyak hal yang pengen dituju sih selain untuk diri sendiri, tapi untuk orang lain juga.” Ungkap Apsarini

Terakhir, Silvia turut mengajak mahasiswa lain untuk bergabung dengan Kampus Mengajar di lain kesempatan, karena menurutnya dengan mengikuti program ini mendapatkan pengalaman yang berharga.

“Mari bergabung dengan Kampus Mengajar. Jangan takut untuk mengikuti program ini karena akan mendapatkan pengalaman yang berharga” tambahnya.

Tanggapan Rektorat UST Terhadap Program Kampus Mengajar

Menurut Nyi Yuyun Yulia, Warek 4 Bidang kerja sama Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), program kampus mengajar merupakan peluang yang baik bagi mahasiswa. Dilihat dari kacamata kerja sama antar institusi, baik nasional maupun internasional memberikan dampak positif bagi mahasiswa.

“Kalau di bidang kerja samanya ya tentu. Kalau seandainya kita mengirimkan mahasiswa kita, mitra nasional dan internasional itu di sana kan juga bertanya apa itu Tamansiswa,” ujarnya.

Selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa mahasiswa UST tidak ada yang tidak lolos, mereka hanya tidak mendaftar saja. Semua mahasiswa yang mendaftar dalam program Kampus Mengajar tahun pertama ini lolos seleksi. Menurut beliau, kesadaran dari pribadi merupakan poin yang penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini. Beliau berharap mahasiswa bisa menunjukkan bahwa mereka adalah Dewantara Muda dengan karakter Tamansiswa.

“Begitu yang jelas, saya sih pribadi pengennya Dewantara Muda ini menunjukkan ‘I am Dewantara Muda’ gitu,” tuturnya.

Selain mendapat kesempatan mengajar pada sekolah dasar dengan kategori 3T (terdepan, tertinggal dan terluar) mahasiswa yang mengikuti program ini juga mendapat kebijakan 12 Satuan Kredit Semester (SKS). Pengonversian jumlah SKS akan dilakukan oleh prodi yang bersangkutan dan tidak akan merugikan mahasiswanya. Tugas mahasiswa hanya melaksanakan program dengan baik.

“Nah, begini kalau untuk konversi itu wilayahnya prodi. Artinya mahasiswa hanya terfokus pada 4 kegiatan itu bagaimana mereka itu ‘do your best’ gitu. Ujarnya.

Selain menjadi peluang, program ini merupakan sebuah tantangan baik bagi mahasiswa maupun Program Studi (Prodi). Tantangan bagi mahasiswa ialah mereka harus bisa bermanfaat bagi sekolah yang mereka tempati. Sedangkan tantangan bagi prodi ialah bagaimana capaian pembelajaran mata kuliah tersebut dikolaborasikan dengan kegiatan ini.

“Jangan sampai mahasiswa itu rugi, kan mereka itu kaya pengalaman,” ujarnya.

Beliau menegaskan keterampilan abad 21 adalah kunci pokok kriteria bagi mahasiswa yang ingin lolos program kampus mengajar ini. Keterampilan abad 21 versi beliau ialah kreatif, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi.

Harapan Nyi Yuyun Yulia  ialah mahasiswa dapat berkontribusi dengan baik dan siap untuk selalu belajar. Terakhir beliau menyampaikan untuk menguasai keterampilan 21, yakni dengan sadar lingkungan, pandai membaca peluang, dan percaya diri.

“Kuasai keterampilan abad 21, pede itu penting dan awareness,” pungkasnya. [P]

Penulis            : Rizqika Noor, Yessi Evitasari
Reporter         : Nurul Husna, Andan, Cris A Jeni
Editor             : Zukhruf Kalyana M

(Catatan Redaksi: Pada paragraf pertama, kalimat terakhir terdapat perubahan dari sebelumnya mahasiswa akan ditempatkan di Sekolah Dasar (SD) di seluruh Indonesia. Mohon maaf atas kekeliruan ini)

Tags: kampusmengajarkontribusipandemiPENDIDIKAN
ShareTweetSendShare

© 2020 LPM PENDAPA TAMANSISWA

Navigate Site

  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • KIRIM KARYA

Follow Us

Social icon element need JNews Essential plugin to be activated.
No Result
View All Result
  • PENDAPA SELINTAS
  • LIPUTAN UTAMA
  • WAWANCARA
  • OPINI
  • SASTRA
  • RESENSI
    • BUKU
    • FILM
  • EDITORIAL

© 2020 LPM PENDAPA TAMANSISWA