LPM Pendapa Tamansiswa
  • PENDAPA Selintas
  • Liputan Utama
  • Wawancara
  • Opini
  • Sastra
  • Editorial
No Result
View All Result
LPM Pendapa Tamansiswa
  • PENDAPA Selintas
  • Liputan Utama
  • Wawancara
  • Opini
  • Sastra
  • Editorial
No Result
View All Result
LPM Pendapa Tamansiswa
No Result
View All Result
Home Wisata

Taman Sari, Tempat Wisata Kaya Sejarah

by LPM Pendapa
4 Mei 2014
in Wisata, Yogyakarta
2 min read
Taman Sari, Tempat Wisata Kaya Sejarah
Share on FacebookShare on Twitter

DSCF2053

Taman Sari hanya salah satu dari berbagai tempat wisata di Yogyakarta. Sejarahnya, bangunan yang dulu dikenal sebagai “Istana Air” ini dibangun atas ide Sri Sultan Hamengku Buwono ke 1(Sri Sultan HB 1) dengan di bantu salah seorang warga Portugis yang terdampar di Pantai Baron sebagai mandor, dan para abdi dalem sebagai pelaksana. Pada awalnya, Taman Sari didirikan sebagai benteng untuk mengetahui orang yang akan masuk. Karena pada waktu itu orang-orang Belanda (VOC) selalu punya siasat agar dapat masuk ke keraton untuk memecah pemikiran dalam mengelabuhi perang.

Kekecewaan terhadap Sunan Solo atas pemberian izin kepada VOC yang menyewa daerah pesisir pantai utara Jawa itulah yang melatar belakangi konflik keluarga, sehingga diadakanlah Perundingan Giyanti. Kekecewaan tersebut beralasan, karena Sri Sultan sudah mengetahui taktik keji Belanda yang akan menjajah Indonesia. Sri Sultan HB 1 sendiri memiliki nama asli Pangeran Mangkubumi, Putera Pangeran Amengkurat III yang berasal dari Surakarta. Sri Sultan yang juga merupakan adik dari Sunan Solo, datang ke Yogyakarta atas hasil perundingan Giyanti. Atas Perjanjian Giyanti tersebut, Pangeran Mangkubumi mendapatkan separuh dari kasunanan dan separuh prajurit sekaligus separuh senjata kerajaan.. Untuk itulah, Taman Sari dibangun sebagai benteng untuk mengetahui musuh (VOC) dengan corak seni tinggi yang dikelilingi air, sehingga juga berfungsi untuk menenangkan pikiran.

Jika kita berkunjung langsung ke Taman Sari, maka kita pasti akan menjumpai masjid bawah tanah, kolam pemandian yang sejarahnya di gunakan para puteri keraton untuk mandi, dan beberapa bangunan unik yang hanya dapat di jumpai di kawasan wisata ini. Taman Sari sendiri mulai dikelola oleh Cagar Budaya atas izin Sri Sultan HB ke X, dibarengi dengan beberapa kawasan keraton lain yang juga mulai dibuka untuk umum.

Kawasan wisata yang juga lengkap dengan beberapa penjual aksesoris khas Yogyakarta ini selalu tampak ramai wisatawan, baik wisatawan asli Jogja, luar daerah, bahkan Mancanegara. Akan terasa lebih ramai lagi pada saat liburan nasional tiba.

[Tulisan ini diperoleh dari hasil wawancara dengan Bpk. Sigit Waluyo (1/5/14), salah satu penjual makanan di kawasan Taman Sari yang juga merupakan anak dari salah satu Abdi dalem tahun 1950)

Tags: FeaturedJogja IstimewaLPM Pendapa wisataTaman SariWisata Yogyakarta

Related Posts

Konsolidasi Nasional: Menghadirkan  Aksi Peduli Kebakaran Hutan
PENDAPA Selintas

Konsolidasi Nasional: Menghadirkan Aksi Peduli Kebakaran Hutan

18 September 2019
0
Hari ke-28
Sastra

Hari ke-28

14 Juni 2019
0
Sastra

HIRAU

27 Maret 2019
0
PENDAPA Selintas

PELANTIKAN PENGURUS UKM PIK-M IMPACT DEWANTARA PERIODE KE-7

12 Maret 2019
0
Yogyakarta

Stop Bulliying Pada Anak

3 Agustus 2018
0
Yogyakarta

Fakultas Psikologi: Berkreativitas dengan Stand Up Comedy

26 April 2017
0

Arsip

Buletin

LPM Pendapa Tamansiswa

Sekretariat Redaksi : Jl. Miliran No.16, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta.

Navigate Site

  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
  • STRUKTUR PENGURUS
  • KONTRIBUTOR

Follow Us

No Result
View All Result
  • PENDAPA Selintas
  • Liputan Utama
  • Wawancara
  • Opini
  • Sastra
  • Editorial

Sekretariat Redaksi : Jl. Miliran No.16, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta.